Selasa, 23 Desember 2014

3 Ciri Orang Yang Suka RIYA'


Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Riya’ ialah seseorang melakukan suatu kebaikan atau meninggalkan suatu keburukan dengan niat dan tujuan agar dilihat dan dipuji oleh manusia.

Riya’ merupakan Syirik Kecil yang paling ditakutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan menimpa umatnya. Hal ini berdasarkan sabda beliau:

«إن أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر»،قالوا: وما الشرك الأصغر يا رسول الله؟ قال: «الرياء، يقول الله تعالى يوم القيامة، إذا جازى الناس بأعمالهم، اذهبوا إلى الذين كنتم تراءون في الدنيا، فانظروا هل تجدون عندهم جزاء»

Artinya: “Sesungguhnya sesuatu (dosa) yg paling aku takutkan akan menimpa kalian adalah Syirik Kecil.” Maka mereka (para sahabat) bertanya: “Apa yg dimaksud Syirik Kecil itu?” Beliau jawab: “(Syirik Kecil itu) adalah RIYA’. Allah Ta’ala berkata pada hari Kiamat apabila Dia telah memberikan balasan terhadap amal perbuatan manusia; “Pergilah kalian kepada orang-orang yg dahulu sewaktu di dunia kalian berbuat riya’ (pamer) kpd mereka. Lalu lihatlah, apakah kalian mendapatkan balasan (atas perbuatan kalian) di sisi mereka?”. (HR. Imam Ahmad di dlm Al-Musnad V/428 no.429, dengan sanad Hasan).

» Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu berkata:
للمرائي ثلاث علامات :
- يكسل إذا كان وحده – وينشط إذا كان في الناس
- ويزيد في العمل إذا أثني عليه وينقص إذا ذم

“Orang yang suka riya’ (pamer dan tidak ikhlas dlm beramal) memiliki tiga buah tanda (yaitu):

1. Apabila sendirian, maka dia menjadi pemalas.
2. Apabila berada di tengah orang-orang, ia semakin bertambah semangat.
3. Dia akan meningkatkan amalnya jika dipuji dan akan mengurangi amalnya jika dicela orang (karena melakukannya).

(Lihat Al-Kabaa’ir, karya imam Adz-Dzahabi hal. 145).

3- الرياء: قال أمير المؤمنين على رضي الله عنه: لا تعمل شيئًا من الخير رياءً، ولا تتركه حياء(1)،

» Ia (Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu) juga pernah mengatakan: “Janganlah engkau melakukan suatu kebaikan karena riya’ (pamer dan ingin dipuji oleh orang lain). Dan jangan pula kau meninggalkannya karena rasa malu (kepada orang lain).” (Lihat Adabud-Dunya Wad-Diin, hal.110).

Demikian Faedah Ilmiyah dan Mau’izhoh Hasanah yg dapat kami sampaikan pd pagi hari ini. Smg Allah memberikan taufiq dan kemudahan kpd kita dlm beramal ibadah dgn niat ikhlas karena mengharapkan wajah-Nya semata, dan melindungi kita dari riya’ dan apa sj yg membatalkan keikhlasan. Amiin. (Klaten, 6 Juni 2014).

» BBG Majlis Hadits, chat room Faedah dan Mau’izhoh Hasanah.
https://abufawaz.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar