Senin, 22 Desember 2014

Manisnya Iman

Oleh Dr Shalih Abdul Karim
1. Pada situasi tersebarnya syahwat, merajalelanya modernisasi dan sedikitnya penguat iman, maka kita perlu mengingat-ingat kembali “manisnya iman”, sebab mendapatkannya dan cara merealisasikannya, agar kita bisa merasakan kenikmatan iman di dunia dan akhirat.

2. Sesungguhnya manisnya iman adalah kelezatan di dunia. Beberapa hadits yang shahih mengisyaratkan mengenai hal tersebut: “3 hal, bila ketiganya ada pada seseorang dia kan merasakan manisnya iman…”. “Manisnya iman kan dirasakan….”.

3. Sesungguhnya manisnya iman adalah surga di dunia. Ibnu Taymiyyah mengatakan tentang hal tersebut, “Sesungguhnya di dunia ada surga, siapa yang tidak memasuki surga dunia tersebut, tak kan memasuki surga di akhirat”

4. Hal pertama yang dapat dilakukan untuk merealisasikan manisnya iman adalah: Menjaga Shalat. Shalat adalah tempat istirahat seorang mukmin. Dalam hadits, “Dijadikan indahnya pandangan mataku dalam shalat”, “Istirahatkan kami dengan shalat wahai Bilal”.



5. Hal kedua yang dapat dilakukan untuk merealisasikan manisnya iman adalah: Memperpanjang Sujud. Bagaimana tidak, sujud adalah posisi yang terdekat seorang hamba dengan Ar Rahman. “Sujudlah dan mendekatlah” (al Alaq: 19). “Posisi terdekat seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia bersujud”.

6. Sebab ketiga yang dapat dilakukan untuk merealisasikan manisnya iman: Mendahulukan kecintaan Allah dan RasulNya dibandingkan selain keduanya. “Engkau jadikan Allah dan RasulNya lebih dicintai daripada selain keduanya”.

7. Sebab keempat untuk merealisasikan manisnya iman adalah: Berserah dan ridha kepada Allah, kepada agamaNya dan nabiNya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam sebuah hadits, “Kan merasakan manisnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabbnya”

8. Sebab kelima untuk merealisasikan manisnya iman: Mencintai saudaramu karena Allah dan di jalan Allah, bukan karena kemaslahatan duniawi semata. “Ketika seseorang mencintai orang lain hanya karena Allah”.

9. Sebab keenam untuk merealisasikan manisnya iman: Berakhlak baik dalam bermuamalah. “Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya, yang paling lapang dadanya, yang mudah bersahabat dan disahabati”.

10. Sebab ketujuh untuk merealisasikan manisnya iman: “Membayar zakat”. Dalam sebuah hadits, “3 hal yang apabila hal ini ada dalam diri seseorang maka dia kan merasakan manisnya iman: …. Menunaikan zakat dalam rangka membersihkan dirinya”

11. Sebab kedelapan untuk merealisasikan manisnya iman: berhias diri dengan sifat sabar dan lapang dada. Iman itu lapang dada dan sabar. Umar al Faruq radhiallahu ‘anhu berkata, “Kita mendapatkan kehidupan terbaik kita dengan sabar”.

12. Sebab kesembilan untuk merealisasikan manisnya iman: “Shalat malam, beristighfar di waktu sahur dan tangisan karena Allah”. Dalam sebuah hadits, “Hendaklah kalian menjaga shalat malam, karena shalat malam itu kebiasaan orang shalih sebelum kalian dan hal yang dapat mendekatkan diri kalian kepada Rabb kalian”

13. Sebab kesepuluh untuk merealisasikan manisnya iman: Berdzikir mengingat Allah dan membaca Al Quran. Al Quran itu, “sebagai obat apa yang ada di alam hati” (Yunus: 57). Berdzikir itu, “Ketahuilah, dengan berdzikir mengingat Allah, hati menjadi tenang” (Ar Ra’du: 28)

14. Sebab kesebelas untuk merealisasikan manisnya iman: “Hati yang selamat”, yang datang penyifatannya dalam sebiah hadits, “Hati yang bertakwa dan bersih adalah hati yang tiada sifat iri di dalamnya, tidak pula rasa dengki dan hasad”

15. Sebab keduabelas untuk merealisasikan manisnya iman: “Menjauhkan diri dari dosa-dosa dan maksiat yang merupakan penyebab sempit dan susahnya hati”. “Barang siapa berpaling dari peringatanKu, maka baginya kehidupan yang sempit” (Thaha: 124)

@Dr_salih_ab Dr Shalih Abdul Karim Imam dan Khatib di Kuwait, Doktor dalam Ilmu Hadits 9/2/2014 http://twitulama.com/post/78532772874/kultwit-manisnya-iman-bagian-ke-1-1-pada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar