Dunia
merupakan dar al ibtilaa`, negeri ujian. Manusia yang tinggal di
dalamnya akan diuji oleh Allah rabbul ‘aalamin, satu-satunya pemilik
kehidupan ini. Yang sukses melewati ujian akan mendapat keberuntungan
yang besar, sementara yang gagal akan menerima kerugian yang nyata.
Manusia akan diuji dengan dua perkara:
#Pertama: Dengan kejadian-kejadian yang Allah tentukan atas mereka, yang Allah kehendaki dan tidak ada siapa pun yang dapat mencegahnya. Utamanya adalah kejadian-kejadian yang tidak manusia harapkan. Setiap manusia akan Allah uji dengan takdir-takdir-Nya (hukum-hukum kauniyyah) yang tidak disukainya. Tidak ada manusia yang selalu dalam keadaan sesuai keinginannya. Kejadian-kejadian yang tidak manusia inginkan akan kerap hadir dalam kehidupannya. Allah berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah: 155-157)
#Kedua: Dengan hukum-hukum yang Allah tetapkan atas mereka, yang Allah syariatkan melalui rasul-Nya dan tidak ada seorang pun yang boleh menentangnya. Allah juga akan menguji manusia dengan syariat-Nya (hukum-hukum syar’iyyah). Allah menetapkan hal-hal yang dihalalkan, hal-hal yang diharamkan, hal-hal yang wajib dikerjakan dan hal-hal yang harus ditinggalkan. Semuanya harus dipatuhi. Manusia harus tunduk kepada hukum-hukum-Nya. Allah berfirman,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” (QS. Al Mulk: 2)
Dua ujian diatas adalah menu kehidupan kita di dunia ini. Keduanya juga saling berhubungan. Saat kita diuji dengan kejadian yang kita tidak sukai, kita juga diuji untuk tetap menjaga hukum-hukum Allah. Jangan sampai kejadian-kejadian yang tidak kita harapkan membuat kita meninggalkan kewajiban dan melanggar aturan Allah. Begitupun saat kita menyatakan beriman dan menjalankan syariat-Nya, Allah akan menguji kita dengan kejadian-kejadian yang tidak kita harapkan. Allah berfirman (yang artinya):
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput (dari azab) kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. Al Alkabut: 1-4)
Manusia harus bersabar dalam melewati setiap ujian yang datang kepadanya. Sabar saat menghadapi kejadian-kejadian yang tidak ia sukai, begitu pula sabar dalam menjalankan syariat-Nya. Sehingga kemenangan, pahala yang besar, keberuntungan dan kenikmatan yang abadi kelak dapat ia raih. Allah berfirman,
إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا أَنَّهُمْ هُمُ الْفَائِزُونَ
“Sesungguhnya aku memberi Balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang menang.” (QS. Al Mu’minun: 111)
Wallahu a’alam.
Ustadz Abu Khalid Resa Gunarsa, Subang – Sagalaherang, 22 Syawwal 1345 H
Manusia akan diuji dengan dua perkara:
#Pertama: Dengan kejadian-kejadian yang Allah tentukan atas mereka, yang Allah kehendaki dan tidak ada siapa pun yang dapat mencegahnya. Utamanya adalah kejadian-kejadian yang tidak manusia harapkan. Setiap manusia akan Allah uji dengan takdir-takdir-Nya (hukum-hukum kauniyyah) yang tidak disukainya. Tidak ada manusia yang selalu dalam keadaan sesuai keinginannya. Kejadian-kejadian yang tidak manusia inginkan akan kerap hadir dalam kehidupannya. Allah berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah: 155-157)
#Kedua: Dengan hukum-hukum yang Allah tetapkan atas mereka, yang Allah syariatkan melalui rasul-Nya dan tidak ada seorang pun yang boleh menentangnya. Allah juga akan menguji manusia dengan syariat-Nya (hukum-hukum syar’iyyah). Allah menetapkan hal-hal yang dihalalkan, hal-hal yang diharamkan, hal-hal yang wajib dikerjakan dan hal-hal yang harus ditinggalkan. Semuanya harus dipatuhi. Manusia harus tunduk kepada hukum-hukum-Nya. Allah berfirman,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” (QS. Al Mulk: 2)
Dua ujian diatas adalah menu kehidupan kita di dunia ini. Keduanya juga saling berhubungan. Saat kita diuji dengan kejadian yang kita tidak sukai, kita juga diuji untuk tetap menjaga hukum-hukum Allah. Jangan sampai kejadian-kejadian yang tidak kita harapkan membuat kita meninggalkan kewajiban dan melanggar aturan Allah. Begitupun saat kita menyatakan beriman dan menjalankan syariat-Nya, Allah akan menguji kita dengan kejadian-kejadian yang tidak kita harapkan. Allah berfirman (yang artinya):
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput (dari azab) kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. Al Alkabut: 1-4)
Manusia harus bersabar dalam melewati setiap ujian yang datang kepadanya. Sabar saat menghadapi kejadian-kejadian yang tidak ia sukai, begitu pula sabar dalam menjalankan syariat-Nya. Sehingga kemenangan, pahala yang besar, keberuntungan dan kenikmatan yang abadi kelak dapat ia raih. Allah berfirman,
إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا أَنَّهُمْ هُمُ الْفَائِزُونَ
“Sesungguhnya aku memberi Balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang menang.” (QS. Al Mu’minun: 111)
Wallahu a’alam.
Ustadz Abu Khalid Resa Gunarsa, Subang – Sagalaherang, 22 Syawwal 1345 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar